7 Dampak Negatif Dari Kemajuan Teknologi
Masmus Technology - Tehnologi bawa efek positif serta negatif untuk kehidupan manusia. Efek positif dari tehnologi pastinya banyak, tetapi efek negatifnya juga tidak kalah banyak. Di bawah ini akan disebut beberapa efek negatif dari kedatangan tehnologi yang kemungkinan 5 atau 10 tahun awalnya belum pernah terpikirkan dipikiran kita, terutamanya beberapa orang Indonesia. Apapun efek negatif dari kedatangan tehnologi itu? Di bawah ini jawabannya.
1. Jumlahnya berita fitnah
Kemungkinan 5 atau 10 tahun waktu lalu, kehidupan warga Indonesia sedikit lebih aman serta damai, sebab mereka tidak diombang-ambingkan adanya berita bohong (hoaks). Tetapi saat ini lihatlah, kondisi yang demikian itu mulai beralih, dimana saat ini berita-berita fitnah (hoaks) mulai banyak muncul serta jadi mengonsumsi publik. Di Indonesia sendiri, persoalan berita fitnah (hoaks) ini telah menjalar serta harus dicermati oleh tiap orang. Ditambah lagi di tahun 2018 serta 2019, Indonesia akan membuat pemilu yang direncanakan akan menimbulkan lebih banyak berita-berita fitnah untuk menjatuhkan nama satu orang.
2. Mengutamakan handphone
“Yang dekat berasa jauh, serta yang jauh berasa dekat.” Itu pernyataan yang cocok untuk memvisualisasikan bagaimana tehnologi mengubah kehidupan manusia demikian rupa. Ya, saat kamu duduk bertiga dengan seorang rekan, umumnya salah satunya atau ketiganya lebih pilih repot dengan gadgetnya. Walau sebenarnya, bila ditelaah selanjutnya, apa yang mereka kerjakan hanya buka status atau postingan-postingan media sosial punya orang lain. Akhirnya, waktu yang demikian bernilai serta seharusnya dipakai untuk berkomunikasi malah dipakai untuk berdua-duaan dengan handphone, hingga komunikasi antar sama-sama juga makin minim.
3. Selalu ingin disaksikan
Bila beberapa anak 90-an mainkan layang-layangnya, karena itu beberapa anak jaman now malah mainkan tongsisnya untuk selfie. Ya, kejadian ini telah merebak serta menyebar ke beberapa anak muda, terutamanya di Indonesia. Sebetulnya bila diberi pertanyaan apa tujuan serta arah mereka lakukan hal itu, karena itu jawabannya ialah cuma ingin eksis atau ingin disaksikan oleh teman-temannya. Selfie itu sebetulnya boleh-boleh saja, seandainya beberapa anak jaman now itu masih jaga norma-norma yang berlaku serta tahu mana photo yang wajar di nikmati publik, serta mana photo yang cuma wajar untuk di nikmati sendiri (koleksi pribadi).
4. Senang mengobral aib
Efek negatif dari kedatangan tehnologi setelah itu semakin beberapa orang yang menyukai mengobral aib. Bisakah hal itu dibuktikan? Pasti dapat, sebab sekarang media sosial seakan jadi tempat untuk mengobral aib serta untuk menemukannya juga demikian gampang. Serta, ada satu pengakuan yang membuat kepala bergeleng-geleng, yakni bila ingin populer umbarlah aurat atau aib. Begitu bahayanya persoalan yang satu ini, dimana permasalahan pribadi yang sebaiknya ditutup rapat-rapat malah disebarkan pada orang lain yang belum pasti memberi jalan keluar.
Permasalahan mengobral aib ini tidak bisa diperbaiki, jika individu-individu yang berkaitan tidak ingin mengubah kondisi mereka sendiri. Jadi, jika sejauh ini masih ada yang menyukai mengobral aib di media sosial, coba untuk meredamnya, sebab hal itu akan membuat kondisi lebih aman serta jadi lebih baik.
5. Banyak yang mengobral aurat
Tahun 90-an yang namanya mengobral aurat adalah suatu hal yang tabu buat warga Indonesia, karenanya adalah pelanggaran etika serta memperlihatkan sikap satu orang yang tidak paham malu. Tetapi saat ini lihatlah, beberapa golongan wanita sangat banyak yang mengobral aurat. Walau sebenarnya, bila mereka mengerti akan hal itu tentulah mereka akan malu.
Beberapa wanita yang mengobral aurat ini, umumnya lakukan laganya lewat aplikasi atau media sosial. Kemungkinan mereka mempunyai tujuan serta arah khusus kenapa ingin mengobral auratnya, tetapi yang pasti apa yang telah mereka kerjakan itu sangat menyelimpang, sebab photo atau video yang mereka bikin dapat diunduh oleh orang lain, dan disimpan jadi mengonsumsi pribadi atau disebarkan pada publik.
6. Senang mencaci
Mencaci maki orang lain di masa keterbukaan serta kehebatan tehnologi seperti saat ini seakan jadi hal yang wajar untuk dikerjakan. Lihatlah di umumnya media sosial, kecaman, cercaan telah makin banyak serta menjalar. Kita mengambil contoh saat ada seorang individu yang lakukan kekeliruan, kebetulan individu itu mempunyai media sosial, karena itu beberapa netizen akan langsung menggempur akunnya serta memberi cacian.
7. Permainan tradisionil mulai lenyap
Permainan ingkling (sunda manda), petak umpet ialah beberapa permainan tradisionil yang demikian menyenangkan, saat dimainkan bersama dengan rekan-rekan seumuran di masa 90-an. Asyiknya bermain ingkling, petak umpet, serta beberapa permainan tradisionil lain kemungkinan tidak dirasa oleh kids jaman now, sebab mereka telah begitu repot dengan gadgetnya. Ya, sibuknya beberapa anak jaman saat ini dengan handphone, harus akan membuat permainan-permainan tradisionil makin dilalaikan serta perlahan akan hilang di kehidupan bermasyarakat. Banyak orang yang lebih suka bermain permainan poker texas melalui gadget mereka dibanding keluar bersama teman.
Masalah yang semacam ini banyak berlangsung serta gampang untuk didapati. Serta, hal yang demikian itu membuat kita mengelus dada, sebab kualitas penggguna media sosial di Indonesia nyatanya sangat benar-benar rendah alias tidak beradab. Itu barusan beberapa efek negatif tehnologi yang dapat disebut. Mudah-mudahan saja kita dapat menghindarinya, serta memanfaatkan tehnologi untuk beberapa hal yang positif saja.